Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan virtual reality game terhadap hand function pada lansia yang diukur dengan Jebsen HAnd Function Test. Rancangan : Penelitian eksperimental dengan pre dan post controlled group design. Subjek : 30 orang lansia berusia 60 tahun ke atas Tempat : Kelurahan Lempongsari Semarang Waktu : Oktober - Desember 2015 Perlakuan : Subjek diabgi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan latihan virtual reality game 3 kali seminggu selama 6 minggu. Sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan virtual reality game setelah penelitian selesai. Hasil pengukuran utama : Hand Function dengan Jebsen Hand Function Test (JHFT). Penilaian dalam bentuk skala numerik dengan satuan detik. Pengukuran mengambil tangan dominan. Penilaian dilakukan sebelum perlakuan dan akhir minggu ke-6 setelah perlakuan. HAsil : Terdapat perbedaan bermakna rerata skor pada semua komponen JHFT (p=
Tujuan : Membuktikan pengaruh latihan hatha yoga terhadap fungsi eksekutif pada pasien diabetes melitus. Desain : Randomized pre and post controlled group design Tempat : Puskesmas Poncol Semarang Subjek : 30 pasien diabetes melitus Ouskesmas Poncol Semarang yang memenuhi kriteria penelitian. Perlakuan : Subjek diabgi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan diberi intervensi latihan Hatha Yoga 3 kali/minggu selama 6 minggu, kelompok kontrol tidak diberi intervensi apapun. HAsil pengukuran utama : Perubahan rerata skor stroop color word test (SCWT) dan Trail Making Test part B (TMT-B) sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil : Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan bermakna pada SCWT dari 209,33 + 69,21 detik menjadi 147,07+38,79 (p
Tujuan : Membuktikan efek latihan pilates terhadap peningkatan fleksibilitas truktus pada remaja dengan obesitas. Rancangan : Penelitian randomized controlled pre and post experimental. Subjek : 30 orang subyek laki-laki dan perempuan, remaja obesitas, berusia antara 16-18 tahun. Tempat : SMK Negeri 04 Semarang Waktu : November 2015 sampai dengan Desember 2015 Perlakuan : Subjek diabgi menjadi 2 kelompok secara acak, kelompok intervensi mendapatkan latihan pilates dan kelompok kontrol hanya aktivitas olahraga sesuai jadwal dan kurikulum sekolah. Subjek pada kelompok perlakuan melakukan latihan 2 kali semingg selama 6 minggu dengan total latihan sebanyak 12 kali. Hasil pengukuran utama : Fleksibilitas trunkus secara umum yang dukur dengan Modified Back and Saver Seat and Reach Test (MBSR) sebagai variabel primer dan ukuran antropometri lingkar pinggang sebagai variabel sekunder. Dinilai sebelum perlakuan, akhir minggu ke-3 dan akhir minggu ke-6 setalah perlakuan. Hasil : Pada penilaian karakteristik subjek penelitian tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,005). Setelah intervensi minggu ke -3 , terdapat perbedaan bermakna pada nilai MBSR kanan (p=0,010) maupun kiri (p=0,007) pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol. Setelah minggu ke-6, juga ditemukan perbedaan bermakna baik pada tungkai kanan (p=0,000) maupun kiri (P=0,000). Namun hal yang sama tidak terjadi pada variabel sekunder dimana antropometri lingkar pinggang pada kelompok perlakuan (p=0,334) dan kelompok kontrol (p=0,334). Setelah minggu ke-6 tetap tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dari nilai lingkar pinggang kelompok perlakuan (p=0,055) dan kelompok kontrol (p=0,312). Simpulan : Latihan pilates terbukti dapat meningkatkan fleksibilitas trunkus remaja dengan obesitas walaupun tanpa disertai dengan perbaikan ukuran komposis tubuh yang dinilai dengan pengukuran lingkar pinggang. Kata kunci : obesitas, fleksibilitas trunkus, pilates, MBSR, lingkar pinggang
Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan pilates terhadap peningkatan keseimbangan remaja obesitas usia 15-18 tahun. Rancangan : Penelitian eksperimental dengan pre and post controlled group design. Subjek : 30 orang remaja obesitas, usia 15-18 tahun. Tempat : SMKN 4 Semarang Waktu : November - Desember 2015. Perlakuan : Subjek dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kelompok I mendapatkan latihan pilates dan kelompok II sebagai kelompok kontrol. LAtihan pilates diberikan 2 kali seminggu, selama 6 minggu. Hasil pengukuran utama : Balance Error Scoring Syatem (BESS). BESS I dinilai sebelum perlakuan, BESS II dinilai pada khir minggu ke-3, dan BESS III dinilai pada akhir minggu ke-6 setelah perlakuan. Hasil : Terdapat peningkatan keseimbangan pada kelompok latihan pilates yang ditunjukkan dengan perbaikan nilia BESS setelah 12 kali sesi latihan pilates. Diskusi : Keseimbangan dipengaruhi oleh sistem sensorik, sentral dan neuromuskular. Bila salah satu komponen terganggu maka akan menyebabkan keseimbangan terganggu. Pada obesitas, jaringan adipose berlebihan sehingga menyebabkan gangguan interaksi sendi dan pergeseran Center of Mass (COM) tubuh ke anterior yang selanjutnya akan mengancam keseimbangan tubuh. Pilates erupakan salah satu metode latihan yang dapat membantu meningkatkan keseimbangan, dengan melatih otot-otot postural dan otot-otot perut sehingga meningkatkan stabilitas tulang belakang dan memperbaiki kontrol batang tubuh yang bermanfaat untuk keseimbangan. Simpulan : Dengan 12 kali sesi latihan pilates dapat memperbiki keseimbangan remaja oesitas usia 15-18 tahun, Kata kunci : latihan pilates, keseimbangan, remaja obesitas usia 15-18 tahun.