PERBEDAAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI KERUSAKAN OTAK DAN GINJAL TIKUS WISTAR DENGAN PENINGKATAN KADAR UREUM KREATININ TERHADAP CIPERMETRIN DALAM OSIS ORAL SELAMA 30 HARI ABSTRAK Pendahuluan : penggunaan insektisida moderen secara substansial telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi an sosial penduduk di negara berkembang karena dihasilkan dalam aspek kesehatan masyarakat. Cipermetrin merupakan issektisida yang termasuk alam Cipermetrin dapat menjadi suatu polutan uara dan memberikan efek samping yang tidak diharapkan terhadap kesehatan organisme nontraget, serta menyebabkan adanya kelainan akut atau kronik. cipermetrin merupakan senyawa beracun bagi sistem saraf tujuan ; untuk mengetahui perbeasan gambaran histopatologi kerusakan otak dan ginjal tikus wistar dengan peningkatan kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari. materi dan metode ; penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan tikus bwistar sebagai obyek percobaan. keluaran (outocome) yang dinilai adalah terhadap kadar ureum kreatinin terhadap cipermetrin dalam dosis oral selama 30 hari. tikus yang digunakan sebanyak 30 ekor.dan dibagi menjadi 3 osis masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus wistar . kelompok 1 dengan 0 dosis, kelompok kedua 5 mg/kgbb/hari, kelompok ketiga 20mg/kgbb/hari hasil ; dalam penelitianini,pada pembacaan slides perlengkapan pandang histolopatologi otak dan ginjal menunjukan kelompok kontrol memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti , pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan sel berupa kongesti dan edema lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan sel berupa kogesti dan edma yang semakin banyak dan adanya nekrosis , memperlihatkan tidak adanya kerusakan glomerus dan tubulus ,pada kelompok perlakuan pertama memperlihatkan adanya kerusakan glomerulus dan tubulus lebih banyak, pada kelompok perlakuan kedua memperlihatkan kerusakan glumerulus dan tubulus. kesimpulan; terdapat perubahan gambaran histopatologis sel otak dan ginjal, serta nilai ureum kreatinin tikus wistarsetelah iberi paparan oral cipermetri, kerusakan sel otak berupa kongesti, edema dan nekrosis neuron, tampak juga peningkatan nilai ureum kreatinnin. kata kunci ; cipermetrin, patologi anatomi, ureum kreatinin.
ABSTRAK latar Belakang : GFAP merupakan protein yang bertanggung jawab terhadap struktur sitoskeleton dari sel glia. peningkatan kadar GFAP dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kerusakan sel glia yang menyertai stroke hemoragik. NIHSS menjadi indikator pemeriksaan untuk mengukur defisit neurologis pasien stroke secara kuantitatif dan memiliki falidasi tinggi dalam memprediksi keluaran klinis jangka panjang. disamping itu, modified rankin scale (mRS) merupakan sekala pengukuran yang memiliki validitas dan reabilitasi yang tingg untuk penentuan keluaran klinis fungsional jangka panjang pasien stroke hemoragik. tujuan: mengetahui hubungan kadar GFAP serum dengan keluaran klinis neurologis pasien stroke hemoragik. metode: Peneliitian kohort prospektif yang dilakukan di RSUP Dr KARIADI dan RSUD TUGUREJO Semarang selama bulan juli - november 2018. pengambilan sempel darah serum untuk pemeriksaan GFAP dilakukan dalam kurang dari 72jam pertama onset stroke kemudian dinilai skor NIHSS hari ke3 , NIHSS hari ke7 danmRS hari ke30 data diolah dan dilakukan secara analisis statistik untuk menilai kadar GFAP serum dengan keluaran klinis neurologis pasien strok hemoragik. hasil : Pada penilaian didapatkan 33 subyek pasien stroke hemoragik. kadar GFAP serum bermakna secara signifikan terhadap perubahan NIHSS (OR = 1,397; IK 95% 1,123 -- 1,738). Perbedaan yang signigfikan juga diperoleh pada kadar GFAP serum dengan mRS 30hari (OR = 1,603; IK 95% 1,127-- 2,231) analaisis kurva ROC didapatkan kadar GFAP ser4um dengan cut-point 11,35 ng/ml AUC sebesar 0,891 (IK 95% 0,779 -- 1,003) untuk memprediksi outcome klinis pasien (mRS 30hari), serta memiliki sensivitas dan spesifikitas sebesar 78,9% dan 78,6% kesimpulanL: kadar GFAP serum yang iambil kurang dari 72jam pertama onset stroke hemoragik berhubungan dengan keluaran klinis neurologis pasien stroke hemoragik. kata kunci: stoke hemoragik, glial fibrillary acidic protein, national institude of health stroke scale, modified rankin scale
Abstrak Latar Belakang: Sekresi MMP-9 (Matrix Metalloproteinase-9) Meningkat Cepat setelah kejadian Stroke iskemik dan terlibat pada proses patologis stroke. peningkatan sekresi MMP-9 dapat berhubungan dengan peran Gen MMP-9 NIHSS ( National Institute of Health Stroke Scale) memiliki validasi tinggi dalam memprediksi outcome klinis jangka panjang, sehingga digunakan untuk mengukur defisit neurologis pasien stroke. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar serum MMP-9 dengan perubahan skor NIHSS pada stroke iskemik akud, dengan menganalisis peran varian genetik MMP-9 rs3918242. Metode: Penelitian kohort prospektif, di RSUP DR. KARIADI Semarang selama bulan oktober 2018- Januari 2019. sybyek yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi diukur skor NIHSS dan diambil sampel darah vena 8cc untuk diperiksa kadar MMP-9 serum dan gen MMP-9 pada onset kurang dari 48jam. evaluasi skor NIHSS pada hari ke-7 dan ke-14 Hasil: Didapatkan 51 subyek dengan rerata kadar serum MMP-9 onset kurang dari 48 jam meningkat (233 ,24 ng/ml). Peningkatan kadar serum MMP-9 tersebut berhubungan denganoutcome klinis memburuk pada evaluasi hari ke-7 (p 0,007) dan hari ke14 (p 0,0005) analisis kurva ROC didapatkan kadar serum MMP-9 pnset kurang 48jam dengan cuttoff 899,5 ng/ml, sensifitas 73,0% dan spesifitas 71,4% (Auc 79,7%) Genotip CT berhubung dengan perubahan NIHSS pada hari ke14 (p 0,002; OR 16,468) hipertensi hubungan dengan perubahan skor NIHSS antara onset kurang dari 48jam dan hari ke7 (p 0,036; or 0,139) dan jenis kelamin berhubungan bermakna dengan perubahan skor NIHSS antara onset kurang dari 48jam dan hari ke14 (p 0,048; OR 4,370) kesimpulan : Kadar MMP-9 serum hari onset ke 1-2 pada stroke iskemik berhubungan dengan outcome klinis; varian genetik MMP-9 rs3918242 berhubungan dengan outcome klinis pasien stroke. kata kunci : stroke iskemik, kadar serum MMP-9, varian genetik MMP-9 rs3918242, NIHSS.
Buku ini mencoba menjelaskan segala aspek yang terkait dengan bidang farmasi. Aspek pembahasan dalam buku ini terbagi dalam 9 bab. Bab 1. Menjelaskan sejarah pengobatan Bab 2. Ruang lingkup Keilmuan Farmasi Bab 3. Ruang lingkup Pendidikan Farmasi Bab 4. Sediaan Farmasi Bab 5. Praktik Dan Ruang Lingkup Pekerjaan Kefarmasian Bab 6. Perniagaan Farmasi Bab 7. Hubungan Farmasi Dengan Instansi Terkait Bab 8. Organisasi Profesi Dan Tantangan Apoteker Di Masa Depan Bab 9. Peluang Dan Tantangan Sektor Farmasi Di Era MEA Kata kunci: 615,1 Farmasi