Latar belakang : Kusta merupakan penyakit infeksi kronis dan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena cacat yang ditimbulkannya. Salah satu penyebab terjadinya kecacatan adalah rekasi kusta. Eritema Nodosum Leprosum (ENL) merupakan rekasi kusta tipe 2, dimana lebih sering terjadi pada tipe kusta borderline (BB), borderline lepromatous (BL), lepromatous lepromatous (LL) yang mendapatkan pengobatan Multi Drug Theraphy (MDT) kusta Multibasiler (MB). Heta Shock Protein 70 (Hps 70) merupakan protein stress repsons yang kadarnya meningkat pada konsidi inflamasi serta memainkan peran respons yang kadarnya meningkat pada kondisi inflamasi serta memainkan peran perlindungan terhadap efek toksik dari Reactive Oxygen Species (ROS) dan sitokin. Belum ada penelitian tentang perbedaan kadar Hsp 70 serum pada pasien kusta MB dengan dan tanpa rekasi ENL. Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar Hsp 70 serum pada pasien kusta MB yang sudah mendapatkan pengobatan MDT > 6 bulan dengan dan tanpa rekasi ENL. Metode : Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok tanpa reaksi berjumlah 17 sampel dan kelompok dengan reaksi 15 sampel. Kadar serum Hsp 70 diukur dengan metode ELISA (Elabscience USA). Hasil dan Kesimpulan : Uji beda kadar serum Hsp 70 antara dua kelompok dengan uji Mann Whitney didapatkan p
Latar belakang : Kusta adalah penyakit infkeis kronis oleh M.leprae, merupakan masalah kesehatan masyarakat karena cacat yang ditimbulkannya. Salah satu penyebab terjadinya kecacatan adalah reaksi kusta tipe 2 atau Eritema Nodosum Leprosum (ENL) yang sering terjadi pada kusta tipe multibasiler (MB). Stress oksidatif dikatakan memiliki peran penting pada kusta dengan ditemukannya peningkatan ROS (Reactive Oxigen Species) dan penurunan antioksidan. Sistem perlindungan tubuh terhadap stress oksidatif berupa antioksidan endogen yang meliputi komponen enzimatik antara lain Superoxide Dismutase (SOD). Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai aktivitas SOD pada pasien kusta MB yang sudah mendapat pengobatan MDT > 6 bulan dengan dan tanpa reaksi ENL. Metode : Desian penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Nilai aktivitas SOD diukur dengan metode ELISA (K-Assay; Cat.No. KT-745). Hasil dan Kesimpulan : Didapat subyek penelitian sebanyak 16 subyek kusta MB dengan rekasi ENL dan 16 subyek tanpa reakasi ENL. Uji beda nilai aktivitas SOD antara dua kelompok dengan Mann Whitney Test didapatkan p = 0,008. Terdapat perbedaan bermakna nilai aktivitas SOD serum antara kelompok kusta MB dengan dan tanpa rekasi ENL. Kata kunci : kusta tipe multibasiler, eritema nodosum leprosum, SOD
Pendahuluan : Kusta adalah penyakit infeksi kronis oleh M. Leprae, merupakan masalah kesehatan masyarakat karena cacat yang ditumbulkannya. Diperlukan strategi yang tepat untuk pemberantasan kusta, yaitu deteksi dini dan terapi dengan MDT WHO, penelitian mengenai mikronutrien untuk terapi ajuvan, dan pencegahan kontak. Parameter bakteriologis (Indeks Bakteri/IB dan Indeks Morfologi/IM) merupakan penilaian hasil pemeriksaan kuman pada sediaan reitz serum. Jinten hitam merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai macam khasiat. Salah satu efek yang penting dari jinten hitam adalah berperan sebagai imunomodulator. Tujuan : Untuk membuktikan pengaruh ekstrak jinten hitam terhadap parameter bakteriologis (IB dan IM) pada penderita kusta multibasiler yang mendapat terapi MDT-WHO dan kelompok yang mendapat terapi MDT-WHO dengan suplementasi jinten hitam. Materil dan Metode : Desain penelitian eksperimental dengan double blind-randomized controlled trial. Besar sampel 60 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang mendapat terapi MDT-WHO dengan jinten hitam dan kelompok kontrol yang mendapat terapi MDT-WHO dengan plasebo. Indeks bakteri diukur dengan skala logaritmik Ridley dan Indeks Morfologi diukur dengan persentase basil kusta bentuk utuh (solid) terhadap seluruh BTA. Hasil : Uji beda penurunan IB antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Mann Whitney didapatkan p=0,005. Uji beda rerata penurunan IM antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Mann Whitney didapatkan p=0,001. Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna dari rerata IB dan IM awal dan akhir antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Kata kunci : Kusta tipe multibasiler, parameter bakteriologis, jinten hitam