Latar belakang : Batu duktus biliaris komunis (CBD) akan ditemukan sebelum operasi, intraoperatif atau pasca operasi. HAsilpemeriksaan standar pra operasi untuk pasien dengan gejala yang timbul cholelithiasis meliputi tes fungsi hati, dan USG perut. Tes-tes ini dikombinasikan dengan pemeriksaan klinis dan riwayat penyakit untuk sebagian besar pasien. Choledocholithiasis dapat terjadi pada sampai dengan 3%-10% dari semua pasien kolesistektomi, atau setinggi 14,7% dalam beberapa serial. Ini termasuk pada beberapa pasien tanpa temuan klasik pra operasi sugestif choledocholelithiasis. Tujuan : Meningkatkan akurasi diagnosis batu CBD dengan menyelidiki faktor-faktor yang efektif kemungkinan menunjukkan adanya batu CBD. Bahan dan metode : Rekam medis 56 pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan diagnosis choledocholelithiasis atau kolik bilier dengan kecurigaan batu CBD antara Januari 2015-Desember 2015 dianalisis. Prediktor batu CBD ditentukan oleh model regresi logistik. Hasil : Usia, kadar serum bilirubin, aspartat aminotransferase (SGOT), alanine aminotransferase (SGPT), skrining dilatasi saluran empedu oleh USG, yang ditemukan terkait dengan batu CBD dengan memprediksi nilai 87,8%. Regresi logistik dilakukan. Sensitivitas USG untuk memprediksi batu CBD adalah 60% dan spesifity 100%, dibandingkan dengan MRCP nilai sensitivitas 72% dan spesifity 100%. Kesimpulan : Sebuah skrining sederhana pasien berisiko untuk batu CBD dapat dicapai dengan kriteria prediktif disesuaikan untuk pasien.
Latar belakang : Pengelolaan pasien BPH di Indonesia mayoritas masih dengan pembedahan terbuka berupa TVP, biasanya berusia tua dan sering disertai dengan komorbid berupa hipertensi dan hiperglikemi. Pembedahan disertai komorbid akan mempengaruhi pemulihan dan lama perawatan. Tujuan : Menganalisis hubungan komorbid dengan lama perawatan pasien BPH yang dilakukan TVP. Metode : Penelitian deskriptif retrospektif, data diambil dari catatan medis RSUP dr. Kariadi mulai Januari 2009 - Desember 2012. Data didiagnosis berdasar ICD 10 dengan BPH dan prosedur tindakan operasi berdasar ICD 9 CM dengan Trans Vesica Prostatectomy (TVP). Variabel hipertensi dan hiperglikemi diuji hubungannya dengan lama perawatan dengan uji korelasi dan uji regresi linier. Hasil : Sampel penelitian sebanyak 64 pasien usia 30-87 tahun. Uji nonparametrik Spearman digunakan pada data yang tidak normal, didapatkan variabel GDP berpengaruh positif lemah terhadap lama perawatan (p=0,004, r=0,355). Hasil uji regresi linier menunjukkan GDP berpengaruh secara parsial terhadap lama perawatan (p=0,014). Seluruh variabel mempengaruhi lama perawatan sebsar 16,7% (R2=0,167). Kesimpulan : Hipertensi tidak mempengaruhi lama perawatan, sedangkan hiperglikemi berpengaruh secara parsial dan positif lemah terhadap lama perawatan. Seluruh variabel mempengaruhi lama perawatan sebsar 16,7% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 83,3%. Kata kunci : hipertensi, hiperglikemia, lama perawatan
Latar belakang : Apendisitis akut sering terjadi dan membutuhkan pengelolaan bedah. Pemeriksaan leukosit darah rutin dikerjakan untuk penegakan diagnosis apendisitis akut. Tujuan : Melihat hubungan antara jumlah leukosit darah dengan kejadian perforasi appendik pada pasien apendisitis akut. Metode : Penelitian analitik, dengan rancangan penelitian retrospektif. Data diambil dari rekam medis instalasi rekam medis RSDK Semarang. Kelompok penelitian yaitu kelompok apendisitis akut perforasi dan apendisitis akut non perforasi kemudian dibandingkan jumlah leukosit darahnya. Analisis statistik uji beda jumlah leukosit darah antar kelompok dengan test Mann Whitney. Korelasi antara jumlah leukosit darah dengan perforasi appendik diuji dengan test Spearman. Cut-off point optimum jumlah leukosit terhadap perforasi pada apendisitis akut dianalisis dengan kurva ROC dan kemudian dilakukan uji Chi-sqaure untuk memperoleh nilai Odd Rasio. Hasil : Uji beda jumlah leukosit darah antar kelompok perforasi dan nonperforasi p=0,000 (p 14350/mm3 adalah 56 kali lebih tinggi. Kata kunci : apendisitis akut, perforasi, leukosit darah