Buku ini mengawali pembahasannya dengan topik penilaian dan penanganan, dilanjutkan dengan meyajjikan materi gangguan jiwa. Materi yang dibahas selanjutnya adalah penyalahgunaan zat dan psikiatri dalam kelompok demografi, selanjutnya pembahasan mengenai hubungan psikiatri dan penyakit fisik, penanganan psikiatri, pembahasan diakhiri dengan topik penilaian diri sendiri.
Materi yang disajikan dalam buku ini terbagi atas 13 bagian. Diawali dengan membahas prinsip-prinsip oftalmologi. Pembahasan dilanjutkan dengan topik, ananmnesis dan pemeriksaan oftalmik, koreksi kesalahan refraksi, pemeriksaan mata dasar serta oftalmologi akut, hilang penglihatan bertahap dan oftalmologi pediatrik. Selanjutnya disajikan materi mengenai, bedah kornea, bedah refraktif, dan bedah katarak dilanjutkan dengan topik glaukoma, vitreo-retina serta diakhiri dengan pembahasan neuro-oftalmologi.
Latar belakang : Lingkungan kerja dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK). Penyakit saluran pernapasan akibat kerja merupakan 21% penyebab kematian akibat PAK. Bekerja di lingkungan dengan debu kayu menyebabkan inhalasi partikel melalui saluran pernapasan termasuk hidung. Paparan debu kayu dapat menimbulkan keluhan di hidung, gangguan transport mukosilia hidung (TMSH) dan reaksi inflamasi di mukosa cavum nasi. Cuci hidung NaCl 0,9% dianggap dapat memperbaiki TMSH, mengurangi gejala dan mengurango mediator inflamasi di mucosa cavum nasi sehingga PAK terutama pada pekerja pabrik kayu dapat dicegah. Tujuan : Membuktikan pengaruh cuci hidung NaCl 0,9% terhadap perbaikan waktu TMSH, skor gejala dan jumlah eosinofil hidung pada pekerja pabrik kayu. Metode : Penelitian intervensi, pretest and posttest control group design, randomized control trial di pabrik kayu SY pada bulan Januari - Maret 2016. Pekerja yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dihitung waktu TMSH, skor gejala hidung menggunakan SNOT20, dan jumlah eosinofil hidung. Kelompok perlakuan diberi cuci hidung NaCl 0,9% 2x sehari dan selalu menggunakan masker. Kelompok kontrol memakai masker saja. Perlakuan diberikan selama 2 minggu, setelah itu dihitung kembali waktu TMSH, skor gejala SNOT20 dan jumlah eosinofil hidung. Analisis uji komparatif antara kedua kelompok menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil : Subyek penelitian 36 orang pekerja pabrik kayu; 18 perlakuan dan 18 kontrol. Waktu TMSH dan skor gejala hidung setelah perlakuan lebih baik dibanding kontrol (p
Latar belakang : Gangguan Vestibuler Perifer (GVP) adalah gangguan pada sistem vestibuler perifer dengan gejala pusing berputar (vertigo). Gejala GVP mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dari derajat sedang sampai berat. Penilaian secara objektif terhadap berat ringannya gejala sulit sehingga dikembangkan kuesioner Dizziness Handicap Inventory (DHI). Tujuan terapi GVP kualitas hidup optimal dengan salah satu pilihan terapi simptomatis, obat vestibulo supperessive seperti dimenhidrinate dan betahistine. Tujuan : Membuktikan efektivitas betahistine, dimenhidrinate dan efektivitas betahistine dibanding dimenhidrinate terhadap penurunan skor DHI. Metode : Penelitian intervensi, pretest and posttest control group design, randomized control trial, double blind di Klinik THT-KL, CDC RSUP Dr. Kariadi, RSUD Dr. Soetrasno Rembang pada bulan September 2015 - Juni 2016. Penderita GVP mengisi kuesioner DHI pre test dilanjutkan randomisasi stratifikasi dan diberikan betahistine 12 mg/8 jam atau dimenhidrinate 50 mg/8 jam, double blind. Setelah 2 minggu pemberian obat dilakukan pengisian skor DHI post test. Analisis uji komparatif menggunakan uji Wilcoxon dan mann whitney. HAsil : Jumlah subyek penelitian 40 orang; dimenhidrinate 20 orang (45,5%) dan betahistien 24 orang (54,4%). Skor DHI pasca test lebih rendah dibanding pre test pada kelompok dimenhidrinate dan betahistine dengan nilai kemaknaan p
Latar belakang : otitis media kronik atau sering disebut Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung > 12 minggu. Prevalensi OMSK di seluruh dunia sebanyak 65-330 juta dan 60% di antaranya menderita kurang pendengaran yang signifikan. Angka kejadian OMSK aktif mencapai 3,8% dari pasien THT-KL. Gejala OMSK aktif berupa banyaknya discaj, kurang pendengaran, nyeri, pusing berputar, telinga tidak nyaman. Tanda OMSK aktif berupa discaj di liang telinga, perforasi membran timpani dan gangguan pendengaran. World Health Organisation (WHO) mencanangkan strategi utnuk mengatasi OMSK secara serius berkaitan dengan komplikasi yang dapat disebabkan. Pilihan terapi medikamentosa yang tepat diperlukan untuk mengatasi OMSK aktif. Ofloksasin topikal dan ciprofloksasin oral adalh antibiotik golongan fluorokuinolon yang banyak digunakan. Efektifitas diantaranya dibuktikan dengan perbaikan gejala dan tanda klinis. Tujuan : Membuktikan efektifitas ofloksasin topikal, ciprofloksasin oral dan efektifitas ofloksasin topikal dibanding ciprofloksasin oral terhadap perbaikan gejala dan tanda klinis. Metode : Penelitian intervensi dengan rancangan pretest and posttest control group design, randomized control trial Klinik THT-KLBKIM Semarang pada bulan Juni-Agustus 2016. Penderita OMSK aktif dilakukan anamnesis lalu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendengaran dilanjutkan randomisasi. Penderita diberi ofloksasin topikal 10 tetes/12 jam atau ciprofloksasin tablet 500 mg/12 jam per oral. Hari ke 4, 10 dan 14 setelah terapi penderita kontrol. Analisis uji komparatif menggunakan uji parametrik dan non parametrik. Hasil : Jumlah subyek penelitian 108 orang; ofloksasin topikal 54 orang (50%) dan ciprofloksasin oral 54 orang (50%). Gejala dan tanda klinis setelah terapi lebih rendah dibanding sebelum terapi pada kelompok ofloksasin topikal dan ciprofloksasin oral dengan nilai kemaknaan p
Artikel : (1.) Relation between food consumption pattern of risk, fruit and vegetable consumption and heart disease events age of 45-59 years in Sulawesi Island (data Analysis of Riskesdas 2007)/ Muharramah Alifiyanti, Ngadiarti ISkari, Hartati Lilik Sri (2.) Hubungan usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan dan asupan zat gizi makro dengan status gizi ibu hamil di Provinsi Papua dan Papua Barat/ Utami Auliana, Ngadiarti Iskari, Heryawati Tiurma (3.) Pengaruh waktu ekstraksi terhadap mutu bubuk instan biji salak dengan metode spray drying/ Dwi Desi Anggreini, Idrus Jus'at, Hendra Wijaya (4.) Hubungan asupan zat gizi, status gizi, aktivitas fisik, dan gaya hidup terhadap daya tahan kardiorespirotori pada mahasiswa UKM sepakbola Universitas Negeri Lampung tahun 2015/ Calely E. Irdilla, Mury Kuswari, Nuzrina Rachmanida (5.) Hubungan status gizi dan aktivitas fisik terhadap diabetes mellitus pada lansia di Provinsi Kalimantan Barat (Analisis data Riskesdas 2007)/ Widya Dianah, Erry Y. Mulyani, Bahar Herwanti (6.) Hubungan asupan energi, protein dan mineral seng, perilaku hugyene dan sanitasi sumber air terhadap kejadian diare anak gizi kurang usia Sekolah Dasar (10-12 tahun) di Pulau Sumatera (analisis data Riskesdas 2007)/ Aprilianti Vitri, Ngadiarti Iskari, Nuzrina Rachmanida
Buku ini terdiri dari 9 bab, menyajikan topik mengenai seluk beluk antropologi forensik identifikasi sisa hayat manusia berupa rangka dalam konteks hukum secara menyeluruh. Adapun pembahasan menekankan pada: deteksi rangka manusia; biologi tulang manusia; gigi geligi manusia; identifikasi ras; umur; seks dan tinggi badan; tulang fetus; rekontruksi raut muka; trauma hungga tafonomi.