Latar Belakang: Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang memiliki hubungan dengan pembentukan imunoglobulin E (IgE) yang kemudian diikuti dengan pelepasan histamin dan sel-sel mediator lainnya, sehingga terjadi gejala-gejala alergi. Reaksi alergi menghasilkan eosinofil, IgE, IL-5 dan aktivitas keseimbangan Th1 – Th2 yang berperan penting dalam reaksi alergi. Tujuan: Mengetahui pengaruh Nigella sativa dan vitamin D pada kadar serum IFN γ, dan IL-5 pada mencit Balb/c yang sudah diinduksi Ovalbumin. Metode: Penelitian true experiment with post-test only control group design yang menggunakan 30 ekor mencit Balb/c sebagai subjek penelitian dibagi dalam 5 kelompok. Di Laboratorium Biologi FK Universitas Sultan Agung Semarang pada bulan Maret-April 2020 Kelompok kontrol negatif, kontrol alergi, kelompok alergi dengan perlakuan nigella sativa, kelompok alergi perlakuan vitamin D dan kelompok alergi perlakuan nigella sativa dengan vitamin D. indikator kadar IL-5 dan IFN γ serum pada model mencit Balb/C ini akan dibandingkan setiap kelompok. Analisis data menggunakan uji one way annova untuk IL-5, uji kruskall wallis dilajutkan mann whitney untuk uji berpasangan antar kelompok. Hasil: Terdapat perbedaan pada kadar IFN γ (p=0.01) kelompok kontrol positif dengan perlakuan NS. Terdapat perbedaan pada kadar IFN γ pada kelompok NS dengan kelompok vitamin D (p= 0.006), Terdapat perbedaan pada kadar IFN γ pada kelompok NS dengan kombinasi (p= 0.013). Terdapat perbedaan pada kadar IL-5 mencit antar kelompok kontrol positif dengan NS (p= 0.020), kelompok kontrol positif dengan kombinas (p= 0.033). Simpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian Nigella sativa terhadap kadar IL-5 pada kelompok mencit kontrol positif. Terdapat pengaruh pemberian Nigella sativa terhadap kadar IFN γ pada kelompok mencit kontrol positif. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemberian vitamin D terhadap kadar IL5 pada 3 kelompok perlakuan. Terdapat pengaruh pemberian vitamin D terhadap kadar IFN γ pada kelompok mencit yang diinduksi OVA dengan kelompok kontrol positif, NS, dan kombinasi. Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian vitamin D + nigella sativa terhadap kadar IL-5 pada kelompok mencit yang diinduksi OVA, dibanding dengan kelompok kontrol positif. Terdapat pengaruh pemberian vitamin D + nigella sativa terhadap kadar IFN γ pada kelompok NS. Kata kunci: Nigella sativa, Vitamin d, IL-5, IFN γ, Alergi, mencit Balb/c.
Latar Belakang: Faktor risiko LPR yaitu usia, jenis kelamin, BMI, riwayat merokok dan pola makan mempengaruhi keparahan LPR, yang dapat dapat menimbulkan masalah kejiwaan pada pasien. Faktor risiko tersebut mempunyai dampak klinis baik pada aspek sosial maupun emosi, yang dapat menurunkan kualitas hidup. Tujuan: Menganalisis hubungan lama gejala, usia, jenis kelamin, BMI, merokok dan pola makan dengan gejala psikiatrik dan kualitas hidup penderita LPR, dan menganalisis hubungan gejala psikiatrik dengan kualitas hidup penderita LPR Metode: Jenis penelitian ini adalah studi analitik deskriptif dengan pendekatan belah lintang pada penderita LPR di klinik THT RSUP Dr. Kariadi Semarang usia 18 – 60 tahun. Sampel yang ditentukan sebanyak 66 penderita LPR subyek yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pengukuran gejala psikiatrik dengan kuesioner DASS 21 dan kualitas hidup dengan kuesioner RQS, analisis data dengan uji chi-square. Hasil: Didapatkan 66 subyek dengan rerata umur 45,1 tahun, perempuan lebih banyak dibanding laki laki (75,8%). Analisis hubungan faktor risiko dengan depresi didapatkan jenis kelamin (p 1,000), usia (p 1,000), lama gejala (p 1,000), BMI (p 0,132), merokok (p 0,452), dan pola makan (p 1,000). Analisis faktor risiko dengan ansietas didapatkan jenis kelamin (p 0,340 ) usia (p 0,743), lama gejala (p 0,085), BMI (p 0,322), merokok (p 1,000), dan pola makan (p 1,000). Analisis faktor risiko dengan stres didapatkan jenis kelamin (p 0,798), usia (p 0,088), lama gejala (p 0,324), BMI (p 0,276), merokok (p 0,606) dan pola makan (p 0,538). Jenis kelamin dengan kualitas hidup (p 0,032), depresi dengan kualitas hidup (p 0,068) ansietas dengan kualitas hidup (p 0,313) stress dengan kualitas hidup (p
Latar belakang: Pengobatan Anti Retroviral (ARV) pada Human immunodeficiency virus (HIV) mempunyai peran dalam pencegahan penularan HIV, karena obat ARV memiliki mekanisme kerja mencegah replikasi virus yang secara bertahap menurunkan jumlah virus dalam darah. Nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitors (NRTI) merupakan salah satu jenis ARV yang memiliki efek samping gangguan pendengaran. Tujuan: Mengetahui hubungan lama pemberian ARV dengan gangguan pendengaran pada penderita terinfeksi HIV. Metode: Penelitian belah lintang pada penderita HIV umur 19-59 tahun yang sedang menjalani pengobatan ARV di klinik VCT RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Maret – April 2020. Sampel ditentukan sebanyak 91. Diagnosis dan pemberian obat ARV ditentukan oleh sejawat penyakit dalam. Keluhan gangguan pendengaran terdiri dari tinitus dan/atau kurang pendengaran. Analisis data menggunakan uji chi-square dan fisher’s exact. Hasil: Didapatkan 91 responden yang mendapat ARV. Laki-laki 62 orang (68,1%) Perempuan 29 orang (31,9%) umur termuda 19 tahun, tertua 52 tahun, rerata umur 34,8 tahun. Lama pemberian ARV tidak berhubungan dengan tinnitus (p= 0,502), kurang pendengaran (p= 0,661), dan gangguan pendengaran (p=0,338). Kesimpulan: Lama pemberian ARV tidak berhubungan dengan gangguan pendengaran. Kata kunci: Human immunodeficiency virus, Anti Retroviral, gangguan pendengaran
Latar belakang : Salah satu metode pemantauan anak pasca implantasi koklea yang diikuti secara internasional dan mudah diterapkan ialah menilai perkembangan persepsi auditori dengan metode Categories of Auditory Performance (CAP). Variasi hasil skor CAP Pada pasien implant koklea dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain usia pendengaran, lama pemakaian ABD (Alat Bantu Dengar) sebelum operasi implant koklea. Tujuan: Membuktikan hubungan usia pendengaran dan lama pemakaian alat bantu dengar dengan skor CAP II pada penggunaan implant koklea. Metode : Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dari 25 pengguna implant koklea di Jurnal harian Yayasan hear Life Jakarta, yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Data yang diperoleh dilakukan coding, entry, cleaning dan editing ke file computer. Analisis deskriptif dilakukan untuk data demografis pasien. Perhitungan statistic menggunakan program computer (SPSS). Analisis data dengan menggunakan chi square dan skala penilaian fisher exact. Hasil : Terdapat hubungan antara lama pemakaian alat bantu dengar dengan skor CAP II dengan p0,05. Kesimpulan : Usia pendengaran tidak berhubungan dengan skor CAP II. Lama pemakaian ABD berhubungan dengan skor CAP II. Kata kunci : implant koklea, Category Auditory Performance II (CAP II), lama pemakaian alat bantu dengar, usia pendengaran
Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi di seluruh bidang, kedokteran gigi melalui penelitian memunculkan penemuan baru secara langsung maupun tidak langsung memodernisasi alat-alat kedokteran gigi agar masyarakat dapat menerima layanan kesehatan gigi yang lebih modern. Buku ini membahas mengenai dasar-dasar ilmu laser secara umum, laser delivery systems, bagaimana interaksi antara sinar laser dengan jaringan . Adapun materi yang dibahas dalam buku ini adalah: Sejarah Singkat Terciptanya Laser Dasar-dasar Fungsi Fisika Laser Bagian-bagian Laser dan Fungsinya Sifat-sifat Sinar Laser Jenis-jenis Emisi Sinar Laser Interaksi Sinar Laser Terhadap Jaringan Laser Sebagai Alat Konversi Energi dan Daya Macam-macam Model Operasional Laser Aplicator dan Fiber Low Level Laser Photoactivated Disinfectant Laser Erbium Ablation Mechanism Diode Laser CO2 LED Laser Safety Futire Development Keunggulan dan kekurangan laser dibandingkan dengan cara konvensional Aplikasi laser Clinical tips Ulasan Laser Cavitation